Saturday, January 05, 2013
|
puisi puisi karya Jalaluddin Rumi
|
putra cahaya
di balik jubah bintang ada Bintang-bintang yang tak berapi dan tak menakutkan
mereka beredar di Langit lain, bukan di tujuh langit yang dikenal kita semua,
mereka tetap ada dalam radiasi Cahaya Tuhan, tidak saling berhubungan maupun berpisah satu sama lain.
siapa pun yang memperoleh keberuntungan dari Bintang-bintang ini,
jiwanya ’kan tetap mampu menghalau dan menghabiskan orang-orang yang tak beriman.
Tuhan memercikkan Cahaya-Nya atas semua jiwa manusia,
namun hanya orang yang dikaruniailah yang menyingsingkan lengan bajunya ’tuk menerimanya;
dan, setelah memperoleh karunia cahaya itu, mereka memalingkan wajahnya dari segala, kecuali Tuhan.
begitulah, yang berasal dari laut kembali ke laut, ia kembali ke tempat dari mana ia datang,
dari gunung arus air deras mengalir, dari tubuh kita jiwa pun bergerak karena ilham cinta.
puisi karya Jalaluddin Rumi |
posted by dewi
@ 11:10 PM
|
|
|
|
|
kepada-Mu aku menghadap
o Kau yang menghibur jiwaku di kala duka,
o Kau harta ruhku di kala pahitnya maut datang mencengkam!
yang khayalan tak sanggup menduga, dan pengertian tak sampai menyaksikan,
mengunjungi jiwaku dari-Mu; maka kepada-Mu aku menghadapkan doaku.
dengan keagungan-Mu ke kehidupan abadi kutetapkan tatapan mesraku,
kecuali, O Raja, bila kemegahan duniawi menyesatkanku.
pertolongan dia yang membawa kabar gembira dari-Mu,
meski tanpa panggilan-Mu, bagi telingaku lebih merdu daripada lagu-lagu.
walau karunia yang tak pernah berhenti 'kan menawarkan kerajaan,
walau harta benda yang tersembunyi di hadapanku ’kan diletakkan,
aku akan bersujud dengan seluruh jiwaku, 'kan kuletakkan wajahku pada debu
aku akan berseru, "dari semuanya ini, cinta dari yang Satu itulah yang kudambakan!"
puisi karya Jalaluddin Rumi
|
posted by dewi
@ 10:58 PM
|
|
|
|
|
kesucian hati
dimanapun,
jalan untuk mencapai kesucian hati,
ialah melalui kerendahan hati
maka,
dia akan sampai pada jawaban
"ya", dalam pertanyaan
bukankah Aku Tuhanmu...?
puisi karya Jalaluddin Rumi |
posted by dewi
@ 10:43 PM
|
|
|
|
|
kebenaran
nabi bersabda,
bahwa kebenaran telah dinyatakan,
Aku tidak tersembunyi, tinggi atau rendah,
tidak di bumi, langit atau singgasana,
ini kepastian, wahai kekasih,
Aku tersembunyi di kalbu orang yang beriman,
jika kau mencari Aku, carilah di kalbu kalbu ini
puisi karya Jalaluddin Rumi
|
posted by dewi
@ 10:39 PM
|
|
|
|
|
Aku di sini
suatu malam seorang berkata "Allah' berulang kali,
hingga bibirnya menjadi manis oleh puji-pujian bagi-Nya,
setan berkata "hei kau yang banyak berkata-kata,
mana jawaban "Aku di sini" (labbayka), atas semua seruan Allah ini,
tak satupun jawaban yang datang dari 'Arsy,
berapa lama kau akan berkata "Allah' dengan wajah suram..?
ia pun patah hati dan berbaring tidur
dalam mimpi, ia melihat nabi Khidir diantara dedaunan,
yang berkata, " dengar, engkau telah berhenti memuji Tuhan,
mengapa engkau sesali dzikirmu kepada-Nya..?"
ia menjawab, "karena tak datang jawaban 'Aku di sini',
aku takut diriku di jauhi dari pintu-Nya"
nabi Khidir menyahut, justru sebaliknya, Tuhan berfirman :
sesungguhnya 'Allah" dalam dzikirmu adalah 'Aku di sini-Ku',
dan sesungguhnya permohonan dan duka dan semangatmu adalah utusan-Ku kepadamu
ketakutan dan cintamu adalah jerat untuk menangkap karunia-Ku
dibalik setiap, o Tuhan-mu selalu ada 'Aku disini' dari-Ku
puisi karya Jalaluddin Rumi |
posted by dewi
@ 10:28 PM
|
|
|
|
|
kekuatan yang tak terlihat
kami ini laksana seruling, seluruh musik kami adalah milik-Mu
kami adalah gunung yang selalu bertasbih hanya kepada-Mu
buah catur yang Engkau susun dalam barisan
dan digerakkan untuk kalah atau menang
singa-singa terhias tinggi pada bendera terbentang
angin-Mu yang tak terlihat menyapu kami melewati dunia.
puisi karya Jalaluddin Rumi |
posted by dewi
@ 10:17 PM
|
|
|
|
|
datanglah dengan suka hati
setiap pengembara buta, yang berbudi atau jahat, Tuhan memaksanya pergi,
dikelilingi rantai, menuju ke Hadapan-Nya.
semuanya berjalan dengan rasa malas sepanjang Jalan ini,
kecuali hanya mereka yang diberitahu rahasia-rahasia tindakan Ilahi.
perintah ”datanglah engkau dengan terpaksa” ditujukan kepada pengikut yang buta;
"datanglah dengan suka hati diperuntukkan bagi orang yang dibentuk oleh kebenaran....
adapun yang pertama, seperti seorang bayi, mencintai Jururawat hanya demi susu,
yang lainnya mempersembahkan hatinya kepada Tuhan Yang Maha Lembut.
”bayi” tidak mengetahui kecantikan-Nya: ia tidak menginginkan dari-Nya kecuali susu semata;
pencinta Jururawat yang sesungguhnya tidak mementingkan diri, tulus-ikhlas dalam kesetiaan yang murni.
apakah pencari Tuhan itu mencintai-Nya demi sesuatu selain-Nya atau tidak, agar selalu dapat bagian dari kebaikan-Nya,
atau mencintai Tuhan demi Diri-Nya, sia-sia berada di samping-Nya, agar tidak dipisahkan dari-Nya.
dalam kedua hal itu pencarian maupun hasrat itu berasal dari Sumber tadi:
hati ini dijadikan tawanan oleh Sang Hati yang sangat mempesona.
puisi karya Jalaluddin Rumi
|
posted by dewi
@ 10:13 PM
|
|
|
|
|
hati bersih melihat Tuhan
setiap orang melihat Yang Tak Terlihat,
dalam persemayaman hatinya,
dan penglihatan itu bergantung pada
seberapakah ia menggosok hati tersebut,
bagi siapa yang menggosoknya hingga kilap,
maka bentuk bentuk Yang Tak Terlihat
semakin nyata baginya
puisi karya Jalaluddin Rumi |
posted by dewi
@ 10:04 PM
|
|
|
|
|
Tuhan hadir dalam tiap gerak
Tuhan berada dimana mana,
Ia juga hadir dalam tiap gerak,
namun Tuhan tidak bisa ditunjuk dengan ini dan itu,
sebab wajah-Nya terpantul dalam keseluruhan ruang,
walaupun sebenarnya Tuhan itu mengatasi ruang
puisi karya Jalaluddin Rumi |
posted by dewi
@ 9:49 PM
|
|
|
|
|
nama kita yang sebenarnya
pernahkah kau dengar nama dari segala sesuatu dari Yang Mengetahui...?
dengarlah makna rahasia ' Dia mengajarkan kepadanya nama nama',
bagi kita, nama segala sesuatu adalah bentuk lahirnya
bagi Sang Pencipta, nama adalah hakekat bathinnya,
dalam pandangan musa, nama tongkatnya adalah 'tongkat'
dalam pandangan Tuhan, namanya 'naga',
di dunia ini, nama umar adalah 'pemuja berhala'
namun di alam baka, ia adalah 'mukmin yang sesungguhnyai',
di hadapan Tuhan, pendek kata, segala yang merupakan tujuan kita
adalah nama kita yang sebenarnya
puisi karya Jalaluddin Rumi |
posted by dewi
@ 9:36 PM
|
|
|
|
|
|